Breaking News

Jual Ember Bekas Cat 25kg Jogja

 Jual Ember Bekas Cat 25kg Jogja


Bromtong (toko tong di jalan wonosari jual ember bekas 25 kg warna putih polos) ada juga bekas sari kurma. ember bersih dan food grade dan bersih tingal pakai. 

Telp dan Wa 0822.2625.8228




Telp dan Wa 0822.2625.8228



Telp dan Wa 0822.2625.8228


Telp dan Wa 0822.2625.8228

Telp dan Wa 0822.2625.8228

Telp dan Wa 0822.2625.8228

Telp dan Wa 0822.2625.8228






Kerajinan tempat sampah dari barang bekas mendapatkan peningkatan orderan setelah digalakkannya program Temanggung Bebas Sampah. Hal ini seperti yang dialami salah satu perajin tempat sampah di Dusun Rowosari (Sirowo), Kelurahan Gondang Manggong, Kecamatan Ngadirejo, Kabupaten Temanggung.

Masa pandemi menyebabkan berbagai usaha mengalami penurunan pendapatan, salah satunya dialami Arif Toni Irawan (34) yang akrab disapa Toni. Sehari-hari ia yang berjualan buah di Pasar Ngadirejo, berinisiatif mendirikan usaha yang diberi nama UMKM Mitra Jaya dengan menyulap garasi mobil sebagai tempat usaha baru, yaitu pembuatan tempat sampah menggunakan ember bekas cat.

Dengan adanya program Temanggung Bebas Sampah yang sedang digalakan oleh Pemerintah Kabupaten Temanggung, Toni menceritakan sejarah usahanya yang diawali dengan keprihatinan di lingkungan sekitar tempat tinggalnya. Ia mendapati setiap pagi tergeletak sampah yang hanya dibungkus kantong plastik sebelum diambil oleh petugas pengumpul sampah yang ada di dusunnya. 

Dari situ muncul ide membuat tempat sampah dari ember bekas cat, supaya memudahkan petugas mengambil dan tidak perlu datang ke rumah warga satu persatu, awalnya hanya membuat tempat sampah untuk lingkungan sendiri. 

Dari pembuatan pertama yang hanya untuk lingkungan sendiri, rekannya dari salah satu desa di Kecamatan Wonoboyo, tertarik setelah melihat tempat sampah buatannya, berawal dari hal tersebut, Ia kemudian dihubungi untuk membantu pengadaan tempat sampah dengan jumlah lumayan banyak. 

“Setelah pesanan pertama tersebut, mulai berdatangan order dari desa-desa lainnya,” ujar Toni disela-sela aktivitasnya, Senin (28/12/2020).

“Kita mengerjakan dengan harga yang tidak jauh dari toko-toko yang menjual barang serupa, harga satuan kita beragam, dari 250 sampai 300 ribu Rupiah, itu tergantung dari model, bahan serta catnya, sedangkan untuk harga borongan, proyek desa misalnya anggaran 300 ribu Rupiah dipotong pajak, kalau ada sisa atau cash back saya kembalikan ke pihak pemesan,” tambahnya.

Ia menambahkan cara order tempat sampah yang diproduksinya. “Apabila ada yang mau memesan bisa kirim desain serta ukuran lewat kontak WA ke nomor imbuhnya.

Toni berharap, karena pengadaan tempat sampah sementara masih mengikuti program pemerintah dari adanya SK Bupati tentang Temanggung Bebas Sampah, untuk kedepannya program-program pemerintah supaya bisa mengikutsertakan UMKM, agar pelaku UMKM bisa menyerap tenaga kerja dan bisa ikut andil dalam memajukan Kabupaten Temanggung.
Di tengah masa pandemi berbagai cara dilakukan masyarakat untuk mengisi waktu, mulai dari bercocok tanam, hingga membuat kerajinan yang bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah.

BACAAN LAINNYA
Miliki Kekurangan Fisik, Raswan Tetap Tekuni Bisnis Kerajinan Gerabah BambuBupati Bogor Tegaskan 2021 Tak Ada Bansos untuk Covid-19Para Kerabat dan Tetangga Padati Rumah Pilot Sriwijaya Air Kapten Afwan
Seperti yang di lakukan Fahrudin Ardiansyah (49) warga Kampung Gambar, atau tepatnya Kampung Padabeunghar RT 04/09, Kelurahan Babakan Pasar, Bogor Tengah, Kota Bogor ini patut diapresiasi.

Pasalnya, mantan karyawan salah satu perusahaan desain grafis ini, berinovasi dengan memanfaatkan limbah ember cat menjadi tempat cuci tangan.

Uniknya, ember cat tersebut ia lukis sedemikian rupa dengan berbagai tema gambar.

Mulai dari ikon Kota Bogor, binatang, hingga yang terkait dengan pandemi Covid-19 yang kini tengah merebak.

Menurut Fahrudin, ide itu bermula saat dirinya melihat beberapa tumpukan limbah cat. Saat itu juga, Fahrudin berinisiatif untuk membuat tempat cuci tangan, lantaran saat ini Covid-19 semakin masif penyebarannya.

Berbekal keterampilannya sebagai desain grafis di sejumlah perusahaan di Bogor, sang pelukis menyapukan kuasnya di atas ember cat yang sebelumnya telah dibersihkan.

“Alat cuci tangan ini sekaligus juga buat pemasukan pengurus di sini, dan untuk perkembangan kampung gambar ini juga,”
ungkap Fahrudin di lokasi workshopnya, Minggu (17/1/2021).

Untuk proses pembuatan, dalam satu hari Fahrudin mampu menyelesaikan dua hingga tiga lukisan dengan tema berbeda.

“Yang paling lama kan proses pembersihan medianya itu sendiri,” terangnya.

Selain gambar yang ditentukan sendiri, Fahrudin juga mengaku bisa menerima pesanan dengan tema sesuai permintaan. Namun hal itu, kata Fahrudin tentunya harganya berbeda sesuai dengan kerumitan gambar atau desainnya.

Meski bisnis tersebut baru berjalan tiga bulan lalu, kini dirinya mulai kebanjiran pesanan. Tak tanggung-tanggung hasil karyanya telah merambah wilayah Jabodetabek.

“Untuk pemasarannya, melalui media sosial atau dari mulut ke mulut. Harga dari 75 ribu hingga 350 ribu per ember,” tutupnya.

Ia menambahkan, dengan banyaknya pesanan saat ini, Fahrudin mengaku tengah kesulitan untuk mendapatkan bahan baku.

“Untuk kesulitan tidak begitu banyak, hanya kadang terkendala bahan baku saja,” tutupnya.

Sebanyak 100 ember cat disalurkan kepada 10 kecamatan di Kota Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (8/4), untuk dijadikan tempat cuci tangan bagi masyarakat mencegah penularan virus corona atau Covid-19.

Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19 Kota Jaksel, Insawa Adji mengatakan, ember cat tersebut nantinya dimodifikasi dengan penambahan keran sehingga bisa mengalirkan air untuk mencuci tangan. "Ini ember cat baru, bukan bekas, sumbangan dari rekan saya yang juga pengusaha cat," kata Isnawa.

Isnawa mengatakan, ember cat tersebut disalurkan kepada 10 kecamatan masing-masing menerima 10 ember yang sudah dilengkapi dengan satu keran, satu botol sabun pencuci tangan serta stiker berisi pesan sosial ajakan untuk mencuci tangan. Menurut Isnawa, bantuan ember cat tersebut adalah bentuk kepedulian sektor swasta dalam membantu pemerintah menangani wabah pandemi Covid-19.

"Mungkin pengusaha ini melihat di sejumlah wilayah memanfaatkan ember cat dipasang keran sebagai wadah pencuci tangan, jadi dia inisiatif menyumbangkannya," kata Isnawa.

Nantinya, ember cat yang sudah dilengkapi kran serta satu botol sabun pencuci tangan diprioritaskan untuk wilayah padat penduduk dan yang belum memiliki sarana pencuci tangan. Penyaluran ember untuk pencuci tangan tersebut dipercayakan kepada pihak kecamatan dengan memprioritaskan wilayah padat penduduk dan masyarakat menengah ke bawah.

"Disalurkan untuk daerah padat penduduk agar masyarakat lebih rajin cuci tangan," kata Isnawa yang juga Wakil Wali Kota Jaksel.

Isnawa mengatakan wabah pandemi Covid-19 menuntut peran aktif masyarakat untuk saling peduli dan berbagai. Selama pandemi ini, Pemkot Jaksel telah menerima sejumlah donasi dari dunia usaha. Bantuan tersebut seperti alat pelindung diri, sprayer untuk penyemprotan disinfektan, dan kali ini ember serta cairan pencuci tangan dari Yayasan Sosial Rumah Sosial Kutub.

"Kami berterimakasih kepada semua pihak yang telah peduli ikut membantu pemerintah bersama-sama memerangi wabah Covid-19," kata Isnawa.

Isnawa berharap, semakin banyaknya tempat cuci tangan diitempatkan di lingkungan pemukiman, maka masyarakat bisa menerapkan hidup bersih dengan selalu cuci tangan. "Menerapkan hidup bersih ini juga bagian dari upaya kita mencegah penyebaran Covid-19," kata Isnawa.
MIN 2 Model Palembang memanfaatkan kaleng/ember cet berukuran 20 kilogram sebagai kotak sampah. Puluhan ember cet ini merupakan hasil sumbangan wali murid dalam rangka mendukung kegiatan Adiwiyata di MIN 2 Model Palembang.

Menurut Kepala MIN 2 Model Palembang Budiman Hasan nantinya ember tersebut akan di manfaatkan sebagai kotak sampah plastik, kertas dan dedaunan. “Sampah-sampah kita harus di pisahkan. Untuk memudahkannya, warna hijau untuk daun-daun, merah untuk bahan plastik, dan kuning untuk bahan kertas,” kata Budi di MIN 2, Kamis (24/4).

Saat ini lanjut Budi, ember-ember cet tersebut sedang di cat oleh beberapa orang guru MIN 2. Sebelum di letakan di kelas kelas, ember-ember yang sudah di cat di jemur terlebih dahulu supaya kering. “Nanti juga kita kasih merek supaya para siswa tidak salah memasukan sampah,” lanjutnya

Budi mengharapkan dengan di siapkan kotak sampah tersebut siswa tidak lagi membuang sampah sembarangan. Para siswa juga lebih mudah membedakan dalam membuang sampah sampah yang ada. “Kita harapkan kedepan warga MIN 2 lebih tertib dalam membuang sampah,” harapnya

Sementara, kumpulan sampah dedaunan nantinya akan di jadikan pupuk kompos yang akan di gunakan untuk menyuburkan tanaman. Karena dengan keikutsertaan MIN 2 dalam kegiatan Adiwiyata menuntut madrasah ini banyak melakukan penghijauan dan penanaman banyak tanaman. (Teguh)

No comments